Jakarta, (UdoNews)
Ketua DPP Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi mengatakan pemerintah harus
persuasif menghadapi masalah Ahmadiyah. "Tetapi dalam menyikapi
kontroversi aliran ini, Pemerintah tidak cukup hanya dengan memberikan
pernyataan atau peringatan. Harus ada keputusan yang permanen terhadap
kedudukan aliran Ahmadiyah," tegasnya di Jakarta, Selasa (15/2).
Selanjutnya
secara persuasif, katanya, Pemerintah harus mengultimatum kepada
pimpinan dan segenap pengikut ajaran itu, untuk memilih membubarkan diri
atau kembali ke ajaran Islam. "Atau, alternatif lainnya,
mendeklarasikan agama baru di luar Islam, sehingga selanjutnya
diperlukan keputusan presiden untuk mengesahkan agama baru yang
menampung aliran ini, yang dilindungi oleh undang-undang sesuai prinsip
HAM," Katanya Kepada UdoNews.
Di pihak lain, menurut Yuddy Chrisnandi, tuntutan
umat Islam untuk membubarkan Ahmadiyah merupakan hal yang wajar.
"Namun, tidak boleh dilakukan dengan tindakan anarki dan kekerasan.
Pemerintah bersama aparat keamanan, wajib mencegah dan melindungi nyawa,
harta benda warganegaranya tanpa membeda-bedakan RAS," tandasnya.
Bagi
doktor ilmu politik dan juga mantan anggota DPR RI periode 2004-2009
itu, kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dibenarkan. "Karena ini
melanggar HAM. Tetapi, hanya dengan ketegasan dan keputusan Pemerintah
yang permanen, masalah ini bisa selesai dan tidak menjadi momok lagi di
masa depan," katanya.
Maksimalkan dialog
Sementara itu,
sejumlah anggota DPR RI dari lintas fraksi dan komisi mendesak
Kementerian Agama (Kemenag) agar mengaktifkan dan memaksimalkan dialog,
ketimbang pendekatan aturan yang terkadang banyak salah tafsir. "Tugas
utama Kemenag ialah agar pemerintah bisa berdiri tegak mendorong
pembangunan kerukunan dan toleransi antar warga bangsa yang majemuk ini,
bukan mengedepankan pendekatan-pendekatan aturan-aturan yang bersifat
ritual birokratis semata," tegas Paskalis Kossay, Anggota Fraksi Partai
Golkar DPR.
Hal senada dinyatakan Rahadi Zakaria dai Fraksi PDI
Perjuangan yang mengatakan, konsistensi membangun kerukunan dan
toleransi saudara sebangsa oleh Kemenag bersama jajarannya, lebih
penting ketimbang urusan lainnya.
Sedangkan Paskalis Kossay
menambakan, selain mengaktifkan dan memaksimalkan dialog (antara umat)
beragama, demi membangun terus kerukunan serta toleransi saudara
sebangsa, Kemenag juga jangan terjebak pada sikap menghakimi keyakinan
komunitas tertentu. "Itu urusan Tuhan Sang Khalik. Negara atau
pemerintah melalui Kemenag tidak punya otoritas dari Surga untuk
menghakimi," tegas anggota legislatif dari Papua ini.
Hal senada
sebelumnya juga telah dilontarkan Masdar dari PB Nahdlatul Ulama (NU),
agar pemerintah tidak menghakimi keyakinan seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar